windnews.id/ BANDUNG- Kadisdik Jabar, Dedi Supandi bersama Perwakilan Cipayung Plus Jabar, mengadakan audiensi bertempat di Gedung Sate Kota Bandung, Senin 5/9-2022.
Sejumlah Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang terhimpun dalam Cipayung Plus Jabar menyambangi Kantor Gubernur Jawa Barat jalan diponegoro 22 Bandung.
Maksud kedatangan mereka yakni untuk menyampaikan hasil evaluasi Cipayung Plus Jabar atas kinerja Ridwan Kamil selama menjadi Gubernur Jabar dalam rentang waktu empat tahun.
Perwakilan Cipayung Plus Jabar, Faisal Amien Prawira mengungkapkan, terdapat tiga poin yang menjadi evaluasi Cipayung Plus Jabar untuk Ridwan Kamil. Kegita poin itu yakni, pendidikan, stunting, dan keterlibatan pemuda untuk mencapai bonus demografi 2045
Ini evaluasi kita terhadap empat tahun pemerintahan yang sudah berjalan yang perlu dievaluasi bersama,” ungkap Faisal
Ia menyampaikan, evaluasi yang disampaikan oleh pihaknya itu diterima dengan baik oleh Ridwan Kamil. Bagi pihaknya, pertemuan itu untuk menjalankan fungsi kontrol sosial.
BACA JUGA “JABAR NGABRET DIGITAL” Wujudkan Pemberdayaan Masyarakat Jawa Barat
Ini sebagai bagian gerakan mahasiswa untuk sosial kontrol di Jabar. Kami langsung audiensi dengan Pak Ridwan kamil dan jajaran pemerintahan dari Disdik, Dispora, Kesbangpol, dan Biro umum,” ucapnya.
Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jabar itu mengaku pihaknya diminta oleh Ridwan Kamil untuk mengadakan audiensi secara berkala agar dapat menyampaikan evaluasi secara lebih spesifik.
“Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tadi menyampaikan perlu ada forum khusus rutin bersama Cipayung supaya fokus kajian lebih spesifik. Jadi peran anak muda hari ini sangat potensial, sehingga sangat mungkin membuat Jabar dan Indonesia menjadi negara maju,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi menambahkan, evaluasi Cipayung Plus terkait isu pendidikan akan menjadi masukan untuk pendidikan Jabar agar lebih baik kedepannya.
Lebih lanjut, Dedi menerangkan, bahwa dunia pendidikan Jabar saat ini ada fenomena baru. Misalkan, akibat pandemi Covid-19, masyarakat mempunyai keinginan lebih untuk menyekolahkan anak-anaknya.
“Jadi memang di tahun ini pendaftaran membludak, di tahun ini ada 485.000 pendaftar di PPDB, naik sekitar 165 ribu dari tahun sebelumnya,” terang Dedi.
Selama dua tahun (pandemi Covid-19) banyak menimbulkan kekhawatiran dari orang tua terkait keberlanjutan sekolah anak-anaknya. Mereka ingin kepastian anak-anak untuk bersekolah di sekolah negeri,” pungkasnya.