Apresiasi Kinerja Klinik Ekspor Bea Cukai
Windnews.id / Jakarta, 20/06/22 Kemenkeu – Gresik sebuah Kabupaten di Jawa Timur ini dikenal sebagai tempat berdirinya pabrik semen pertama di Indonesia. Gresik memang memiliki banyak kenampakan alam bukit kapur selaku bahan baku industri semen. Namun, daerah yang kini dipimpin oleh Fandi Akhmad Yani tersebut juga kaya dengan sumber daya alam lain. Ekonomi Gresik ditopang antara lain oleh sektor perikanan, perkebunan, dan kerajinan.
“Kepulauan Bawean punya potensi terkait dengan perikanan, seperti kerapu, lobster, udang, teripang, Olahan perikanan banyak dari situ dan sudah pernah kita ekspor. Dari perkebunan, kami punya mangga Gresik yang lebih tidak berair dan disukai oleh pasar internasional. Lalu, rotan dari Kecamatan Menganti berbentuk kerajinan kursi, keranjang, dan lain sebagainya,” jelas Bupati yang biasa dipanggil Gus Yani tersebut.
Keterlibatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengolah sumber daya di Gresik sangat signifikan. Bahkan, sektor UMKM menjadi salah satu penopang kebangkitan ekonomi Gresik saat pandemi Covid-19 melanda. Gus Yani pun mengakui UMKM merupakan tulang punggung perekonomian daerahnya. Untuk itu, ia berupaya untuk fokus mengembangkan UMKM di Gresik.
“Kami melihat UMKM yang punya potensi produk unggulan. Di sisi lain, UMKM juga berkontribusi atas pengurangan pengangguran karena orientasinya kepada padat karya. Maka, kami sosialisasikan ke masyarakat bahwa UMKM harus bangkit, harus tancap gas sekarang,” tutur Gus Yani kepada Media Keuangan.
Salah satu upaya memajukan UMKM di Gresik diwujudkan melalui kolaborasi antara Pemda Gresik dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Kantor Bea dan Cukai Gresik memiliki program Klinik Ekspor untuk mendorong pelaku usaha dalam negeri, khususnya UMKM, agar dapat mengembangkan potensinya dan melakukan ekspor. Tutup